Di ajang Consumer Electronics Show 2020 yang berlangsung di Las Vegas, Amerika Serikat, pada awal bulan Januari 2020, Toyota mengungkapkan rencana bervisi masa depan yang begitu spektakuler, yakni keinginan untuk membangun sebuah prototipe kota masa depan di atas lahan seluas 175 hektar di kaki gunung Fuji, Jepang. Sebuah lompatan sejarah yang akan membawa Toyota ke dalam tingkatan baru sebagai perusahaan mobilitas.
Disebut Kota Tenun atau Woven City, project monumental ini akan menjadi ekosistem yang terhubung sepenuhnya secara digital serta ditenagai oleh sistem pengolah tenaga listrik mengandalkan bahan bakar hidrogen. Seperti diketahui bersama, Toyota memiliki pengalaman membangun mobil dengan bahan bakar ramah lingkungan hidrogen yang tidak menghasilkan gas buang yakni Toyota Mirai. Namun, membangun pembangkit listrik dalam skala kota memberikan tantangan baru yang sangat prospektif.
Pemilihan nama Woven City juga terlihat menarik mengingat akar sejarah Toyota yang berasal dari sebuah perusahaan pembuat mesin tenun yang lantas berkembang pesat sebagai perusahaan otomotif kelas dunia di tahun 1930an. Langkah Toyota tidak berhenti dan lanjut membangun konsep anyar dan segar yang disesuaikan dengan tren dan visi masa depannya.
Konsep Connected City
Seperti diketahui bersama, Toyota mengubah paradigma dari sebuah perusahaan otomotif menjadi perusahaan mobilitas (Mobility Company) dengan tagline Mobility for All. Toyota akan menyediakan beragam layanan mobilitas dan solusi transportasi untuk orang-orang di seluruh dunia seiring perubahan Toyota menjadi perusahaan mobilitas. Toyota menjabarkan dalam konsep CASE, dimana CASE merujuk pada kata "Connected" cars, "Autonomous/Automated" driving, "Shared", dan "Electric". Perkembangan teknologi pada keempat bidang tersebut mengubah konsep sebuah mobil masa depan tidak hanya sebagai alat angkut namun bertransformasi menjadi kendaraan mobilitas.
Saat Toyota membuat perubahan pada model bisnis, sangat penting untuk kembali ke akar, memeriksa kembali peran yang harus dimainkan, dan mempertimbangkan bagaimana harus melanjutkan. Misalnya dalam kemajuan di bidang elektrifikasi. Mengingat bahwa orang dapat berkontribusi pada lingkungan salah satunya ketika teknologi ramah lingkungan digunakan secara luas, Toyota menyadari bahwa perlu merangkul ide-ide segar dan cara berpikir baru.
Informasi akan menghubungkan semua fasilitas dan layanan yang mendukung kehidupan sehari-hari masyarakat perkotaan di masa depan. Mempertimbangkan hal ini, Toyota berusaha untuk mengadopsi perspektif tingkat komunitas dan masyarakat luas yang di dalamnya terdapat kebutuhan akan kendaraan, yang menjadi inti konsep "connected city".
Digambarkan sebagai "laboratorium hidup", Woven City akan berfungsi sebagai rumah bagi penduduk dan peneliti kelas dunia yang akan diberi kesempatan untuk menguji dan mengembangkan teknologi masa depan seperti teknologi otonomi, robotika, mobilitas pribadi, rumah pintar, dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligent/AI) dalam lingkungan dunia nyata.
"Membangun kota yang lengkap dari nol, bahkan dalam skala kecil seperti ini, adalah peluang unik untuk mengembangkan teknologi masa depan, termasuk sistem operasi digital untuk infrastruktur kota. Dengan manusia, bangunan, dan kendaraan yang semuanya terhubung dan berkomunikasi satu sama lain. Melalui data dan sensor, kami akan dapat menguji teknologi AI yang terhubung dalam segala bentuk aktivitas, baik di dunia virtual maupun nyata dan berupaya untuk memaksimalkan potensinya," kata Akio Toyoda, Presiden Toyota Motor Corporation.
Toyota akan menyampaikan undangan terbuka untuk berkolaborasi dengan mitra komersial dan akademis lainnya, serta mengundang ilmuwan dan peneliti yang tertarik dari seluruh dunia untuk datang mengerjakan proyek mereka sendiri di inkubator satu-satunya di dunia nyata ini.
"Kami menyambut semua orang yang terinspirasi untuk meningkatkan cara kita hidup di masa depan, untuk memanfaatkan ekosistem penelitian yang unik ini, dan bergabung dengan kami dalam upaya untuk menciptakan cara hidup dan mobilitas yang lebih baik untuk semua," lanjut Akio Toyoda.
Untuk desain Woven City, Toyota telah menugaskan arsitek Denmark, Bjarke Ingels, Founder and Creative Director, Bjarke Ingels Group (BIG). Bersama tim di BIG, Bjarke Ingels telah merancang banyak proyek terkenal, seperti menara kembar World Trade Center di New York dan Lego House di Denmark, hingga Mountain View dan kantor pusat Google di London.
"Serangkaian teknologi yang berbeda mulai mengubah cara kita menghuni dan menavigasi kota masa depan ini secara radikal. Solusi mobilitas yang terhubung (connected), otonom (autonomous), bersama (sharing), dan bebas emisi (zero emission) pasti akan membuka banyak peluang untuk bentuk-bentuk baru kehidupan perkotaan. Dengan luasnya teknologi dan industri yang dapat kami akses dan kolaborasi dari ekosistem perusahaan Toyota, kami yakin memiliki peluang unik untuk menjelajahi bentuk baru gaya hidup perkotaan dengan Woven City yang dapat membuka jalan baru untuk dijelajahi oleh kota-kota lain," jelas Bjarke Ingels, Pendiri dan Direktur Kreatif BIG.
Desain Woven City
Rencana induk kota sekaligus inkubator inovasi masa depan ini mencakup peruntukan penggunaan jalan menjadi tiga jenis: hanya untuk kendaraan dengan kecepatan tinggi, untuk campuran antara kecepatan rendah, personal mobility, dan pejalan kaki, serta kawasan pejalan kaki seperti taman yang didekasikan khusus untuk pejalan kaki. Ketiga jenis jalan ini membentuk jaringan organik dengan pola grid untuk membantu mempercepat pengujian kendaraan otonom.
Direncanakan sebagai kota berkelanjutan, bermodalkan bangunan yang sebagian besar terbuat dari kayu untuk meminimalkan jejak karbon, menggunakan sambungan kayu tradisional Jepang, dan dikombinasikan dengan metode produksi robotik. Atap akan ditutupi dengan panel surya untuk menghasilkan tenaga surya selain tenaga yang dihasilkan oleh sel bahan bakar hidrogen. Toyota berencana untuk merajut bagian luar ruangan seluruh sudut kota dengan vegetasi asli dan tanaman hidroponik.
Perumahan akan dilengkapi dengan teknologi pendukung kehidupan terbaru, seperti robot di rumah untuk membantu kehidupan sehari-hari. Rumah-rumah akan menggunakan teknologi AI berbasis sensor untuk memeriksa kesehatan penghuni, memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan kehidupan sehari-hari, menciptakan peluang untuk menerapkan teknologi terhubung berlandaskan integritas dan kepercayaan tinggi dengan cara yang aman.
Untuk mendukung mobilitas penduduk ke seluruh bagian kota, hanya kendaraan otonom dan tanpa emisi gas buang yang diizinkan beroperasi di jalan utama. Di dalam dan di seluruh area Woven City, kendaraan otonom Toyota e-Palettes akan digunakan sebagai sarana transportasi dan pengiriman, serta untuk menjajakan berbagai kebutuhan yang bisa diganti produk jualannya.
Taman lingkungan dan taman besar di pusat kota dipakai untuk rekreasi, serta alun-alun pusat kota sebagai wahana pertemuan sosial, dirancang secara apik untuk menyatukan komunitas di sekitarnya. Toyota percaya bahwa mendorong hubungan antar manusia akan menjadi aspek yang sama pentingnya dari pengalaman unik ini.
Toyota berencana untuk mengisi Woven City dengan karyawan Toyota Motor Corporation dan keluarga mereka, pasangan pensiunan, pebisnis, ilmuwan tamu, dan mitra industri. Rencana awal adalah menempatkan 2.000 orang dan menambah lebih banyak seiring berkembangnya proyek ini. Peletakan batu pertama Woven City direncanakan pada awal tahun 2021.