Selama hampir 1 dekade, Sport Utility Vehicle (SUV) menjadi sebuah jenis mobil yang semakin populer dan memikat hati konsumen di Indonesia. Hal ini makin dibuktikan dengan diterimanya All New Rush oleh masyarakat Indonesia sehingga menempati posisi kontributor terbesar kedua di penjualan Toyota pada tahun 2019 lalu.
Di Indonesia, perjalanan mobil SUV berawal dimulai pada tahun 1975 ketika Toyota memperkenalkan Land Cruiser FJ40 sebagai produk Completely Build Up (CBU) yang setelah itu dilanjutkan dengan Toyota Land Cruiser 80-Series pada tahun 1994.
Seiring dengan perkembangan trend dan kebutuhan mobilitas masyarakat Indonesia, Toyota secara resmi memulai pengembangan SUV yang bermodalkan nilai kearifan lokal tinggi dan sesuai untuk pasar Indonesia pada tahun 2005 dengan memperkenalkan Fortuner. Melihat respon positif dari konsumen, Toyota kembali memperkenalkan Rush pada tahun berikutnya.
Baik Fortuner maupun Rush berhasil menjadi pilihan konsumen Tanah Air yang mendambakan mobil SUV dengan ground clearance yang tinggi, kapasitas kabin yang besar, dan mesin yang tangguh sehingga dapat mendukung segala bentuk aktivitas dan mobilitas dalam melalui medan jalanan yang beragam.
SUV Pertama Toyota Global
Belum pas rasanya bicara SUV, tanpa mengulas sejarah awal SUV pertama yang dikembangkan oleh Toyota untuk pasar global. Produk SUV pertama Toyota adalah Land Cruiser yang kini telah menjadi legenda SUV Toyota di dunia. Toyota Land Cruiser pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950. Pada saat itu, Pasukan Cadangan Polisi Nasional Jepang membutuhkan mobil tangguh dengan penggerak empat roda yang dibuat di Jepang. Kebutuhan ini menguat karena saat itu hanya produsen Amerika Serikat yang menawarkan off-roader 4x4. Padahal di saat bersamaan, Jepang yang baru pulih dari perang dunia ke-2 butuh banyak kendaraan heavy duty guna masuk ke pelosok wilayah untuk membangun kembali negaranya.
Melihat kebutuhan mendesak ini, Toyota mendemonstrasikan sebuah mobil yang telah mereka kembangkan untuk menjadi mobil tangguh yang dikenal sebagai Toyota BJ. Singkatan BJ sendiri mengambil huruf dari mesin Seri-B dan Jeep. Sasis yang digunakan sama dengan truk ringan SB yang dipersenjatai mesin bensin 3.400 cc 6-silinder segaris sehingga menghasilkan tenaga 85 PS pada 3.200 rpm.
Toyota BJ membuktikan ketangguhannya di bulan Juli 1951, ketika pembalap sekaligus penguji mobil Toyota yaitu Ichiro Taira mengajak Toyota BJ mendaki Gunung Fuji di Jepang yang tingginya 3.775 m dan berhasil mencapai pos pemeriksaan ke 6 dari 10 pos. Capaian ini merupakan yang tertinggi dari semua mobil yang pernah mencoba untuk mendaki Gunung Fuji.
Keberhasilan tersebut membesarkan nama BJ di dunia hingga pada tahun 1954 Toyota memberi BJ nama baru yaitu Land Cruiser, yang disarankan oleh Direktur Teknologi Toyota pada saat itu yaitu Hanji Umehara yang mengamati bahwa mobil ini tampak dengan mudah melintasi berbagai macam medan sekalipun sehingga dia percaya bahwa produk ini nantinya akan menjadi penjelajah bumi (Land Cruiser). Menariknya, ekspor perdana Toyota Land Cruiser dikirim ke Pakistan tahun pada 1954 dan ke Arab Saudi menyusul pada tahun 1955.
Ketangguhan Land Cruiser mampu memikat konsumen karena sesuai dengan trend dan kebutuhan saat itu yakni sebuah mobil tangguh yang mampu dikendarai untuk menempuh medan jalan gurun dan berpasir. Hal ini berkaitan kuat dengan kondisi geografis negara-negara dunia yang belum terhubung dengan baik oleh jalan aspal mulus, bahkan banyak di antaranya masih hutan lebat atau gurun tandus pada masa itu. Untuk itu ekspor perdana Land Cruiser dikirim ke wilayah Asia Selatan dan Timur Tengah yang sebagian besar kontur jalanannya masih didominasi oleh gurun dan pasir, dan ditambah dengan tantangan cuaca yang begitu berat.
Land Cruiser terus dikembangkan oleh Toyota dari generasi ke generasi hingga kini untuk senantiasa mengikuti trend dan kebutuhan konsumen yang dinamis. Dulu, Land Cruiser tampil sebagai SUV tangguh dengan tampilan sederhana. Kini, Land Cruiser dengan seri-200 mencuat sebagai SUV mewah dan nyaman untuk kalangan atas yang dilengkapi segudang fitur off-road canggih. Meski berbeda, namun Land Cruiser tetap dipercaya oleh konsumen di berbagai belahan dunia karena memang pada dasarnya setiap perubahan yang Toyota berikan pada Land Cruiser sesuai dengan trend dan kebutuhan konsumen pada masanya.
Seiring dengan berjalannya waktu, Toyota terus mengembangkan berbagai produk SUV guna memenuhi kebutuhan baru yang bermunculan dari segmen pasar yang lebih luas. Seperti Land Cruiser Prado mulai tahun 1990, Mega Cruiser tahun 1996, Harrier tahun 1997, Vanguard tahun 2007, hingga FJ Cruiser tahun 2010. Termasuk hadirnya Fortuner pada tahun 2005, Rush di tahun 2006, dan C-HR di tahun 2018.
Pionir SUV Monokok Toyota
Memasuki era 1990an, trend dan kebutuhan konsumen kembali berubah. Jalan aspal mulus mulai mendominasi, termasuk jalan antar kota dan jalan tol mulai dibangun karena negara-negara dunia mulai tumbuh secara ekonomi, apalagi setelah harga minyak dunia naik secara siginifikan di medio 1970an. Saat itu, mobil penumpang berjenis sedan sangat populer. Sayangnya sedan memiliki keterbatasan hanya dipakai di kota besar yang sudah memiliki jalan aspal mulus.
Masyarakat perkotaan mulai berpikir alternatif jenis kendaraan baru selain model sedan yang memiliki daya jelajah terbatas. Di sini, SUV memiliki keunggulan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berkat ketangguhannya dalam menjelajah segala medan. Akan tetapi, masyarakat kota tidak butuh lagi sebuah SUV heavy duty. Mereka lebih membutuhkan kendaraan harian yang tangguh dan dapat memberikan nilai lebih.
Toyota memberikan jawaban dengan memperkenalkan sebuah SUV modern dengan konsep baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat perkotaan yaitu RAV4 (Recreational Active Vehicle with 4-wheel drive). RAV4 diposisikan sebagai jembatan antara kendaraan off-road tradisional dengan SUV modern yang diperuntukan untuk masyarakat umum di wilayah perkotaan. Ide mengenai RAV4 mulai mengemuka sejak tahun 1986 dan dipamerkan sebagai mobil konsep di ajang Tokyo Motor Show 1989.
Menariknya, Toyota RAV4 menjadi SUV pertama Toyota yang menggunakan platform monocoque. Aplikasi platform monokok bukan tanpa alasan. Kendaraan perkotaan menuntut sasis yang kompak agar dapat menggunakan mesin yang lebih kompak dan penggerak roda depan yang ringkas. Selain itu, platform monokok juga memfasilitasi bentuk bodi yang kompak yang membuat RAV4 sebagai Urban SUV lebih lincah berjibaku di tengah kepadatan jalan perkotaan maupun saat dibawa berekreasi ke luar kota.
Toyota RAV4 generasi pertama resmi dijual pada 1995 dengan menggunakan mesin 3S-FE yang juga dipakai oleh Toyota Corona Absolute di Indonesia, berkubikasi 1.998 cc 4 silinder bertenaga 135 PS di 6.000 rpm. Bermodalkan performa yang tidak bisa dianggap remeh, tenaga disalurkan via opsi transmisi 5-speed manual atau 4-speed otomatis dengan penggerak 4 roda full time.
Sebagai kendaraan four wheel drive (4WD) yang didesain untuk dipakai di jalan kota, RAV4 dapat dikemudikan dengan mudah dan nyaman. Posisi duduk yang cukup tinggi membuat pengemudi yang biasa menggunakan sedan pun akan merasakan kemudahan dalam mengendalikannya. Dengan desain eksterior yang stylish, RAV4 tidak hanya diminati penyuka SUV off-road namun juga kian diminati oleh pecinta otomotif.
Memasuki millenium kedua, pola pandang serta kebutuhan masyarakat terhadap sebuah kendaraan kian memperkuat positioning SUV. Kondisi jalan yang semakin halus dan nyaman, membuat perjalanan baik jarak dekat maupun jauh terasa kian mudah. SUV masa kini juga memiliki berbagai value yang cocok untuk keluarga perkotaan, mulai dari dimensi kompak, desain eksterior stylish, mesin bertenaga, kabin nyaman, daya angkut besar, hingga fitur berlimpah. Ground clearance tinggi dan travel suspensi panjang pun menjadi pelengkap keunggulan SUV modern.
Toyota RAV4 generasi terakhir hadir di pamerkan pada ajang New York International Auto Show 2018. Seperti produk Toyota terkini lainnya, RAV4 anyar menggunakan paket sasis Toyota New Global Architecture (TNGA) dan fitur Toyota Safety Sense untuk memastikan penghuni kabin merasa fun dan nyaman, serta menjaga keselamatan diri dan pengguna jalan lain.
Disediakan pula opsi mesin hybrid, baik Hybrid Electric Vehicle (HEV) maupun Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV). Adopsi teknologi elektrifikasi merupakan langkah Toyota selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap kendaraan ramah lingkungan dan irit bahan bakar, yang sejalan dengan visi masa depan Toyota dalam membangun ever-better cars.
Perjalanan SUV Toyota di Indonesia
Memasuki tahun 1970an, kondisi perekonomian Indonesia mulai stabil dan bahkan terus tumbuh. Kala itu, mobil mulai banyak dimiliki oleh masyarakat Indonesia, namun hanya oleh kalangan terbatas. Hal ini terkait dengan 2 faktor utama yaitu kemampuan ekonomi yang belum merata dan ketersediaan jalan yang masih terbatas di kota besar, seperti Jakarta dimana mobil berbasis sedan menjadi pilihan mayoritas masyarakat.
Di sisi lain, masyarakat yang tinggal di luar kota besar memiliki kebutuhan terhadap kendaraaan yang berbeda. Kondisi geografis yang sangat beragam dan menantang di banyak wilayah membuat masyarakat mencari alternatif jenis kendaraan yang dapat diandalkan dalam mendukung kegiatan mobilitas sehari-hari. Untuk menjawab kebutuhan ini, maka pada tahun 1975 Toyota untuk pertama kalinya memperkenalkan jenis kendaraan SUV kepada masyarakat Indonesia melalui Land Cruiser dengan seri-40 atau FJ40 dengan 2 pilihan model disodorkan, versi soft top dengan atap kanvas dan hard top dengan atap baja. Uniknya, di Indonesia Land Cruiser FJ40 memiliki nama atau julukan sendiri yang membuat pamornya memuncak yaitu Toyota Hardtop.
Ketangguhan Hardtop di berbagai kondisi jalan mampu membuat banyak kalangan terpikat. Mulai dari instansi pemerintah seperti militer dan kepolisian, birokrat, hingga pengusaha yang sedang membuka lahan di wilayah bermedan off-road tertarik dengan kemampuan yang ditawarkan oleh Hardtop. Bahkan, keperkasaan FJ40 dalam melahap segala medan jalan masih dapat dilihat dan dibuktikan langsung hingga sekarang. Jika Anda bertamasya ke kawasan Gunung Bromo di Jawa Timur, FJ40 masih dipakai untuk mengantarkan wisatawan yang berkunjung. Hal ini karena FJ40 merupakan sebuah SUV handal, tahan banting, dan tidak merepotkan dari segi perawatan sehingga masih relevan dalam menjawab kebutuhan masyarakat yang berdomisili di luar kota besar.
Pada tahun 1995, Toyota Land Cruiser kembali hadir di Indonesia. Tidak lagi bergaya tradisional, Land Cruiser dengan seri-80 tampil sebagai SUV mewah dan modern dengan fitur off-road mumpuni. Gaya Toyota Land Cruiser modern ini begitu up-to-date dan mempesona di eranya. Bodi tinggi, besar, dan gagah, berpadu apik dengan kabin nyaman dan berkelas hingga mesin diesel berlimpah torsi, kaki-kaki kokoh, dan penggerak 4 roda tangguh, membuatnya tidak kehilangan identitas sebagai kendaraan off-road sejati.
Toyota Fortuner Jadi Tonggak Sejarah SUV di Indonesia
Memasuki tahun 2000an, kondisi infrastruktur dan kebutuhan masyarakat Indonesia sudah jauh berkembang dari era 1970an, disaat Toyota Land Cruiser baru masuk ke sini. Pembangunan jalan dengan aspal mulus termasuk jalan tol mulai meluas di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Meski begitu, di beberapa wilayah Indonesia masih terdapat medan yang membutuhkan kendaraan serbaguna dan tangguh untuk menunjang aktivitas, terutama kawasan yang memiliki area perkebunan dan pertambangan.
Melihat adanya kebutuhan ini, Toyota Indonesia berkomitmen untuk menjawab kebutuhan masyarakat dengan menghadirkan produk SUV yang sesuai. Modalnya tentu DNA Land Cruiser sebagai penjelajah di segala medan jalan. Namun, untuk mengikuti trend dan kebutuhan konsumen, beberapa sektor pada SUV perlu disesuaikan. Seperti, daya angkut yang wajib besar terkait kebutuhan aktivitas di segala aspek kehidupan dengan kemampuan off-road mesti mumpuni tapi bisa beradaptasi dengan mudah saat melaju di jalan biasa karena akan dipakai di berbagai medan jalan.
Tahun 2005 menjadi salah satu tonggak sejarah SUV di Indonesia dengan lahirnya Toyota Fortuner. Sepintas, wajahnya mirip Land Cruiser sehingga beberapa orang memberinya nama Baby Toyota Land Cruiser. Tampilan maskulin yang disajikan mampu membuat orang berpaling sejenak dan menikmati postur tubuhnya yang atletis. Tidak hanya itu, Fortuner juga begitu memperhatikan kebutuhan penggunanya, seperti aplikasi ladder frame yang sudah mendarah daging pada Land Cruiser dan terbukti sangat pas dipakai di segala kondisi jalan di Indonesia. Ini membuat daya jelajah Fortuner begitu luas dan menjanjikan.
Adopsi penggerak 4 roda yang bisa diubah menjadi gerak roda belakang membuat Fortuner bisa mengikuti keinginan pemiliknya tanpa kendala. Fortuner juga termasuk yang mempopulerkan kabin 7 penumpang di segmen SUV yang membuatnya begitu diminati kaum perkotaan yang membutuhkan fungsionalitas tinggi. Di awal kemunculan, Fortuner dilengkapi mesin bensin 2.700 cc VVT-i bertenaga 160 PS dan torsi 246 Nm, serta opsi transmisi manual 5-speed dan otomatis 4-speed. Termasuk penggerak 4x4 yang bisa pindah ke 4x2 dengan mudah via tuas di sisi tuas transmisi. Fortuner sanggup memenuhi ekspektasi masyarakat perkotaan yang membutuhkan mobil handal dan tangguh yang kompeten di jalan aspal maupun medan off-road tanpa mengorbankan aspek kenyamanan dan fungsionalitas.
Kedatangan Fortuner mendapatkan sambutan hangat di Indonesia. Buktinya, pada bulan September 2006, Fortuner mulai diproduksi secara Completely Knock Down (CKD) untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan tidak lagi diimpor utuh dari Thailand sebagai basis produksi. Kala itu terekam dengan jelas, komitmen Toyota untuk membangun kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan kondisi geografis sebuah negara dapat berbuah manis dengan diterimanya Fortuner.
Selanjutnya pada tahun 2007, merupakan salah satu sejarah yang dicatat dengan tinta emas oleh Fortuner dimana Toyota kembali menurunkan salah satu DNA Land Cruiser yang legendaris dengan memasukkan opsi mesin diesel. Mesin ini langsung menunjukkan keunggulannya karena memiliki tenaga yang besar sehingga mampu melalui berbagai kondisi jalan, namun tetap irit bahan bakar dan punya daya tahan yang mengagumkan. Tidak heran jika Fortuner diesel yang mengandalkan mesin 2KD-FTV 2.500 cc turbo ini langsung dipercaya oleh konsumen Indonesia sebagai SUV favorit.
Kedatangan generasi kedua pada tahun 2016 mengundang antusiasme yang begitu besar dari masyarakat Indonesia. Generasi anyar ini tidak menanggalkan DNA generasi pertama dan datang dengan berbagai value tambahan, seperti adopsi fitur kenyamanan dan keselamatan terkini yang sudah menjadi kebutuhan utama pemilik di segmennya.
Dengan desain eksterior baru yang lebih modern, Toyota Fortuner begitu mencuri perhatian di jalan berkat tampilan berkelas. Kabin nyaman sudah menjadi trademark diperkuat oleh desain dasbor yang fresh ditandai oleh AC digital dan kesan mewah yang terpancar kuat berkat balutan kulit pada dasbor dan kursi berwarna coklat gelap. Suspensi empuk dan nyaman pun semakin membuai pemiliknya.
Keputusan menjadikan versi mesin diesel sebagai pilihan utama kembali diambil pada generasi kedua yang dengan menggunakan mesin all new diesel yang tidak hanya lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar, tapi juga powerful dan ramah lingkungan. Dapur pacu berkode 2GD-FTV 2.393 cc 4-silinder dengan teknologi turbo variabel VNT Intercooler dengan semburan daya 149 PS di 3.400 rpm dan torsi 408 di putaran mesin serendah 1.600–2.000 rpm. Sematan transmisi otomatis 6-speed yang halus dan responsif benar-benar membuatnya terasa fun to drive.
Lebih lanjut, Fortuner generasi kedua ini juga sudah disematkan fitur Engine Push Start Button yang memudahkan untuk mengaktifkan dan mematikan mesin. Pengemudi turut dimanjakan dengan Multi Information Display (MID) dengan layar TFT berukuran 4,2 inci yang modern. Selain tuas paddleshift, kenikmatan berkendara diperkuat dengan sematan mode berkendara yang terdiri atas pilihan mode Eco, Normal, dan Power.
Dari sisi safety, seluruh bangku sudah ada seatbelt dan alarm, termasuk kehadiran dual SRS airbags di depan. Rem ABS+EBD+BA bersinergi dengan kontrol kestabilan (VSC) dan fitur Hill-start Assist turut memberikan kemudahan bermanuver saat melalui jalanan yang licin maupun jalan menanjak. Model 4×4 untuk main off-road juga ditawarkan dengan fitur berlimpah seperti kontrol traksi, kontrol di jalan menurun, differential lock, trailer sway control, dan tambahan side & curtain shield airbags.
Toyota Rush Sebagai Urban SUV Indonesia
Seiring dengan trend SUV yang berkembang di Indonesia, banyak masyarakat yang membutuhkan sebuah SUV lebih kompak untuk digunakan dalam mendukung kegiatan sehari-hari di area perkotaan. Untuk senantiasa menjawab kebutuhan mobilitas konsumen, Toyota memperkenal Rush pada tahun 2006 yang diposisikan sebagai sebuah Urban SUV atau SUV perkotaan.
Rush dibekali dengan mesin kompak 1.500 cc VVT-i yang dikenal ekonomis karena irit bahan bakar dan punya performa memadai untuk dipakai di jalan perkotaan maupun untuk sesekali keluar kota. Jangan lupa, Rush tetap bisa diandalkan di medan off-road ringan berkat ground clearance tinggi dan travel suspensi panjang. Termasuk adopsi sasis unibody sebagai pengembangan dari ladder frame yang handal sehingga tidak kehilangan nilai sebuah off-roader.
Diproyeksikan untuk wilayah kota, tapi tampilan Rush begitu modern hingga menggoda pecinta SUV di eranya. Banyak masyarakat yang ingin mencicipi style dan rasa berkendara sebuah SUV dengan pola desain tangguh dan kokoh pada Rush. Salah satu trademark Rush generasi pertama dan menjadi ikon saat itu adalah ban cadangan di pintu bagasi yang dibuka ke samping. Model pintu bagasi seperti ini sangat diminati oleh banyak konsumen lantaran memberi akses lega ke bagasi.
Mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap sebuah Urban SUV yang kompak, membuat Rush begitu dominan di jalan. Namun, trend dan kebutuhan di Indonesia pun terus berubah dan berkembang. Selama satu dekade, jalan tol semakin banyak dan pembangunan juga kian merata di berbagai wilayah sehingga mobilitas antar wilayah bisa berlangsung dengan mudah dan cepat.
Bermodalkan filosofi to make ever better cars, Toyota selalu mengembangkan produk sebagai sarana mobilitas sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pembuktiannya ada pada All New Rush yang lahir di akhir tahun 2017. Tuntutan akan perubahan desain yang lebih up-to-date dan fresh, Toyota memindahkan ban serep pada Rush dari pintu bagasi ke bawah bagasi sehingga desainer memiliki keleluasaan untuk mengarahkan desain eksterior Rush agar tampak lebih atraktif dan memikat. Hasilnya, wajah Rush generasi kedua begitu memukau dan banyak orang yang menyandingkannya dengan Fortuner, bahkan menjuluki sebagai Baby Fortuner.
Pindahnya ban serep juga membuat panjang Rush bisa ditambah hingga 230 mm dari model lawas sehingga membuat area kabin bisa menikmati jarak antar bangku yang lebih longgar. Jarak bangku baris ke dua dengan bangku baris ketiga mencapai 700 mm, sehingga penumpang baris ketiga merasa jauh lebih nyaman. Dan ini masih menyisakan bagasi yang luas dengan panjang mencapai 450 mm atau lebih panjang 150 mm, sehingga tidak sulit bagi Rush untuk diisi penuh penumpang beserta barang bawaan. Untuk memberikan kenyamanan lebih, All New Rush ini dilengkapi AC digital double blower yang menjangkau seluruh baris bangku.
Pembaruan lain adalah dipakainya mesin baru berteknologi Dual VVT-i yang lebih irit bensin tapi tetap memiliki performa yang bisa diandalkan. Unit berkode 2NR-VE, 1.500 cc 4 silinder segaris, 16 valve, DOHC mampu menghasilkan tenaga 104 PS pada 6.000 rpm dan torsi 13.9 Kgm pada 4.200 rpm. Tenaga besar ini disalurkan ke roda belakang melalui pilihan transmisi manual 5-speed atau otomatis 4-speed.
Fitur keamanan dan keselamatan semua tipe All New Rush ditingkatkan dengan menggunakan rem Anti-lock Braking System (ABS) untuk mengurangi risiko tabrakan, Hill Start Assist Control (HSA) agar lebih percaya diri saat melewati jalan mendaki, Vehicle Stability Control (VSC) untuk menjaga kestabilan saat menikung. Mobil ini juga dilengkapi 6 airbags untuk memberikan keamanan lebih baik. Untuk mengukuhkan kemampuan dalam melewati segala macam obstacle, ground clearance Rush dibuat setinggi 220 mm.
Dengan berbagai pengembangan yang diterapkan pada All New Rush, SUV ini berhasil menempati posisi pertama penjualan Toyota di pertengahan tahun 2020 ini.
Toyota C-HR, Crossover SUV yang Modern dan Futuristis.
Era baru SUV Toyota di Indonesia dimulai dengan kehadiran Toyota CH-R di tahun 2018. C-HR sendiri memiliki arti Compact High Rider yang merupakan perpaduan antara SUV dan hatchback. Kemunculan C-HR merupakan bukti dari komitmen Toyota dalam menghadirkan ever-better cars yang tentunya sesuai dengan trend dan kebutuhan konsumen terkini yaitu sebuah Crossover SUV kompak yang modern dan futuristis.
Sebagai SUV yang mengusung konsep desain Crossover, C-HR memiliki segudang value yang memikat bagi pelanggan yang membutuhkan sebuah kendaraan sebagai media aktualisasi diri.
Bicara eksterior, C-HR memiliki garis desain yang sangat khas dan futuristik. Hal ini terlihat dari desain 3D headlamp ikonik yang membuat mobil ini terlihat eye catching. Pada bagian samping, garis desainnya membentuk cutting berlian sehingga memberikan tampilan modern. Pada bagian belakang, terdapat rear combination lamp yang terlihat kokoh dan rear spoiler unik yang menambahkan kesan sporty.
Sedangkan pada interior, kombinasi warna hitam dan coklat eksotis membuat suasana kabin jadi lebih mewah dan menawan. Mobil ini pun didukung dengan beragam fitur-fitur modern seperti seperti head unit 7 inci dan dual zone auto A/C disertai Digital Display. Lebih lanjut, C-HR juga disematkan dengan teknologi Cruise Control, G-Force Indicator serta Driving Mode (ECO & SPORT) yang dapat menunjang aspek fun to drive.
Toyota C-HR di Indonesia memiliki 1 pilihan mesin yaitu unit 1.798 cc 4 silinder Dual VVT-i menghasilkan tenaga 139 PS dan torsi 170 Nm yang dikawinkan dengan transmisi CVT 7-speed. Pada awal tahun 2019, Toyota menambahkan varian mesin ramah lingkungan yaitu C-HR Hybrid Electric Vehicle (HEV). Varian ini langsung mendapatkan sambutan hangat dari konsumen C-HR yang ingin menunjukkan jati dirinya sebagai pecinta lingkungan hidup. Lebih lanjut, varian mesin HEV juga membuat C-HR tampak semakin hi-tech dan fun to drive di jalan.
Karakteristik SUV yang Membuatnya Begitu Diminati Konsumen
Ketika awal diproduksi, SUV merupakan kendaraan segala medan untuk kebutuhan militer atau masuk ke wilayah yang belum terjangkau jalan aspal. Untuk itu dibutuhkan mobil dengan penggerak 4x4 yang tangguh, bertenaga, dan punya durabilitas tinggi mengingat medan berat yang harus ditempuh. Di sini Toyota Land Cruiser tampil penuh percaya diri dengan segenap kemampuan off-road yang sangat layak diandalkan.
Meski begitu, trend global di tahun 1990an memperkuat posisi SUV di mata pengguna kendaraan roda empat, salah satunya dengan kehadiran Toyota RAV4 yang sanggup memenuhi keinginan untuk mengemudikan SUV bercitarasa perkotaan kental. Konsep yang disodorkan oleh RAV4 sangat diminati oleh banyak pecinta kendaraan yang mulai jenuh dengan gaya konservatif khas SUV heavy duty.
Pola serupa juga berlangsung di Indonesia dengan ditandai masuknya Toyota Land Cruiser di tahun 1975. Andal di segala medan membuatnya dapat diterima oleh segmen pengguna yang membutuhkan kendaraan kelas berat. Perlahan, kebutuhan kendaraan SUV masuk ke kota besar yang menginginkan pilihan moda transportasi lebih luas. Dan tahun 2005 menjadi sejarah baru Toyota dengan dijualnya Fortuner yang berlanjut dengan dijualnya Toyota Rush satu tahun setelahnya.
Berikut beberapa kelebihan SUV Toyota sehingga bisa diterima oleh khalayak pecinta otomotif, khususnya di Tanah Air.
1. Tampilan Tangguh
Wajah SUV masa kini sudah sangat memikat perhatian. Lihat saja tampang Toyota Rush, Fortuner dan C-HR yang sangat menggoda konsumen di segmennya masing-masing. Bahkan, C-HR tampil dengan citarasa masa depan. Namun begitu, postur tubuh gagah dan kokoh tetap tergambar nyata sehingga membuat pemiliknya merasa aman saat mengendarainya.
2. Ground Clearance Tinggi
Salah satu value dari SUV adalah ground clearance tinggi serta travel suspensi panjang yang membuatnya mudah melahap jalan rusak. Hal ini juga membuatnya terasa nyaman ketika melewati speed trap dan tidak perlu khawatir ketika menginjak polisi tidur. Lebih lanjut, benefit dari ground clearance dan suspensi tangguh sangat berguna ketika melewati jalanan berlubang dan terjal yang sering ditemui di beberapa wilayah Indonesia.
3. Posisi Duduk Pengemudi Pas
Posisi duduk sopir SUV terbilang tinggi mengikuti postur mobil yang jangkung. Bagi banyak orang, posisi duduk seperti ini terasa menguntungkan karena menambah cakupan dan jarak visibilitas keluar. Rasa percaya diri juga terjaga karena lebih leluasa memantau lingkungan sekitar dan tidak mudah terintimidasi oleh kendaraan besar lainnya.
4. Kapasitas Memadai
Mobil dengan daya angkut yang memadai menjadi salah satu kriteria bagi konsumen Indonesia. SUV dituntut agar bisa fleksibel dalam membawa penumpang atau barang, bahkan keduanya dalam satu waktu. Dengan begitu, dibutuhkan SUV yang bisa dengan mudah memenuhi kebutuhan tersebut mengandalkan sistem lipat bangku yang praktis sehingga daya angkut bisa diatur sesuai kebutuhan di lapangan.
5. Fungsionalitas Tinggi
Pada awalnya, syarat mutlak SUV adalah ketangguhan di segala medan ditandai dengan kemampuan off-road yang memadai. Seiring dengan berkembangnya trend dan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah, SUV tidak saja dibutuhkan pada wilayah pelosok tapi juga di jalan perkotaan. Dengan kapasitas daya angkut yang besar, nilai fungsionalitas SUV semakin bertambah. Sebuah SUV modern dapat memenuhi kebutuhan terhadap fungsi dan kelengkapan berkendara dengan baik.
6. Mesin Efisien, Bertenaga dan Ramah Lingkungan
Saat pertama kali dikembangkan, SUV mengandalkan mesin besar supaya mampu menghadapi jalan berat di pelosok hutan. Namun tren dan kebutuhan pun berubah dimana SUV masa kini mengandalkan mesin lebih kompak dengan tenaga yang cukup dan tingkat efisiensi yang tinggi. Sebagai contoh Toyota Rush yang ditanamkan unit bensin 1.500 cc Dual VVT-i, tidak hanya membuatnya handal di jalan aspal namun juga di medan light off-road.
Bicara soal mesin, Fortuner menawarkan 2 opsi mesin bertenaga besar yaitu unit bensin 2.700 cc Dual VVT-i bertenaga 163 PS dengan torsi 245 Nm dan unit diesel yang memanfaatkan mesin 2.400 cc VNT intercooler bertenaga 147 PS dengan torsi hingga 400 Nm. Dengan torsi berlimpah, bukan perkara sulit bagi Fortuner untuk diajak melewati berbagai kondisi jalan. Meski bertenaga besar, kedua mesin ini tetap menjanjikan konsumsi bahan bakar yang efisien.
Mesin SUV yang paling fresh terdapat pada C-HR yang memiliki pilihan mesin berteknologi HEV yang ramah lingkungan dan irit bahan bakar. Mengandalkan dapur pacu 2ZR-FXE 1.800 cc Dual VVT-i, C-HR HEV sanggup menghasilkan tenaga 100 PS yang dikombinasi motor listrik dengan power 36 PS. Sebagai kendaraan elektrifikasi, konsumsi bahan bakar C-HR HEV lebih efisien sekitar 62% dibandingkan varian konvensional sehingga emisi CO2-nya juga lebih rendah sekitar 60%. Konsep ini diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia hingga menjadikan C-HR HEV menjadi model berteknologi elektifikasi Toyota terlaris di Indonesia.
7. Fitur Safety Terkini
Keamanan berkendara menjadi salah satu poin utama pengembangan produk Toyota di masa depan yang sesuai dengan filosofi untuk membuat ever-better cars, termasuk pada model SUV. Seperti fitur safety pada C-HR HEV yang terdiri atas 7 SRS Airbags (D+P+S+CSA+D-Knee), Anti-Lock Braking System (ABS), Electronic Brake-force Distribution (EBD), Braking Assist (BA), Vehicle Stability Control (VSC), dan Hill Start Assist (HSA). Termasuk fitur Toyota Safety Sense berupa Blind Spot Monitor dan Rear Cross Traffic Alert.