Apa yang Anda ingat mengenai warna biru? Yang pertama pasti langit yang cerah dan bersih di siang hari. Makanya, warna biru kerap dijadikan simbol produk ramah lingkungan oleh produsen kendaraan untuk menggambarkan pencapaian yang telah diraih dalam mengurangi pencemaran udara.
Toyota pertama kali menggunakan warna biru sebagai simbol kendaraan elektrifikasi dengan mengaplikasikannya pada logo Toyota yang disematkan di Toyota Prius Gen-3 yang lahir di tahun 2009. Hybrid Synergy Blue, begitu istilah yang diaplikasikan sebagai aksen yang terlihat apik pada logo, sudut lampu depan, hingga tuas transmisi Prius, tampil sebagai simbol keseriusan Toyota dalam menggarap kendaraan elektrifikasi.
Buktinya, saat ini sekitar 45 model Toyota global memiliki opsi hybrid, bahkan varian hybrid ditempatkan sebagai model termewah dengan limpahan fitur kenyamanan dan keamanan berkendara. Tercatat hingga kini, Toyota telah menjual secara global model hybrid di atas 15 juta unit yang dimotori oleh Toyota Prius. Di Indonesia sendiri, satu persatu model Toyota mulai menempatkan varian hybrid sebagai flagship.
Prototipe Toyota Prius
Di mulai tahun 1993, saat diskusi internal Toyota terkait kendaraan abad ke-21 kian intensif dan mengarahkan pengembangan pada Toyota Prius. Saat itu, G21 Project diluncurkan sebagai sarana untuk mempromosikan pengembangan teknologi dan upaya mencari terobosan dalam hal efisiensi bahan bakar menyongsong abad ke-21.
G21 Project menetapkan target untuk meningkatkan kinerja efisiensi bahan bakar menjadi 1,5 kali lipat dari mesin konvensional. Pada musim panas 1994, konsep dasar G21 disetujui dan keputusan dibuat untuk memajukan skema hybrid karena model ini menawarkan prospek menggandakan efisiensi bahan bakar hingga 2 kali lipat. Hasilnya adalah prototipe yang selesai di musim gugur 1995 dan dipamerkan di Tokyo Motor Show 1995.
Sistem yang dipasang di mobil konsep menampilkan motor tunggal, mesin injeksi langsung, dan transmisi CVT. Ada kapasitor sebagai media penyimpan daya listrik dan belum memanfaatkan baterai, dengan efisiensi bahan bakar yang ditargetkan adalah 30 km/liter. Sistem yang mengatur disebut sebagai Toyota Energy Management System (EMS).
Toyota Prius Gen-1 (1997)
Toyota Prius generasi pertama diluncurkan di bulan Oktober 1997 sebagai kendaraan penumpang hybrid produksi massal pertama di dunia. Dengan tubuh yang cukup kompak untuk kendaraan elektrifikasi perkotaan, Prius memiliki level efisiensi bahan bakar 28 km/liter dalam siklus uji 10-15 Jepang. Secara gemilang Prius berhasil mencapai target yang ditetapkan terkait konsumsi bensin irit dan emisi gas buang rendah.
Hal ini karena Prius dilengkapi dengan mesin bensin 1.5 liter VVT-i Atkinson-cycle bertenaga 58 PS pada 4.000 rpm dan motor listrik yang diatur oleh sistem berlabel Toyota Hybrid System (THS). THS secara optimal menyeimbangkan kekuatan mesin dan motor listrik agar sesuai dengan kondisi berkendara. Prius secara signifikan mengurangi kehilangan energi melalui mekanisme mematikan mesin saat idle dan sistem pengereman regeneratif untuk mengubah energi kinetik menjadi energi listrik ketika deselerasi.
Tagline "Just in time for the 21st Century" menandakan bahwa Prius adalah cikal bakal mobil bebas bahan bakar fosil abad ke-21 yang datang tepat pada waktunya. Bermodalkan kinerja berkendara sebanding dengan mobil bensin yang ada, Prius menggandakan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang hingga setengah.
Ketika ekspornya dimulai pada tahun 2000, Prius menarik perhatian konsumen Amerika yang peduli lingkungan, bahkan dipakai para selebriti yang menimbulkan fenomena sosial. Toyota Prius Gen-1 memenangkan “The 1997 New Car of the Year Japan” dan “The 1997-1998 Car of the Year Japan”.
Prinsip Kerja Mobil Hybrid Toyota
Sebagai perusahaan mobilitas dengan visi masa depan ramah lingkungan dan selalu mengedepankan konsep ever-better car, Toyota terus berupaya untuk mengembangkan kendaraan elektrifikasi. Mobil hybrid Toyota mengandalkan sistem yang diberi nama Hybrid Synergy Drive (HSD). Terdiri atas beberapa komponen utama, yaitu motor bakar, motor listrik, generator listrik, Power Control Unit, dan Power Split Device (PSD) yang menggunakan girboks khusus bertugas membagi distribusi tenaga dari motor bakar, motor listrik, dan generator listrik.
Sebagai sebuah sistem utuh, HSD menggunakan teknologi penghematan konsumsi bensin yang secara halus dan tanpa jeda berpindah antara penggerak motor bakar dan motor listrik, bahkan menggabungkan keduanya saat dibutuhkan. Sanggup beradaptasi pada berbagai kondisi berkendara, HSD mengendalikan tenaga dari kedua sumber daya dan menginstruksikan mobil untuk menyinergikan keduanya guna memperoleh efisien dan performa terbaik.
Secara singkat, motor bakar tidak akan aktif ketika mobil berhenti, seperti di lampu merah, selama kapasitas baterai belum waktunya diisi ulang. Dalam kondisi macet perkotaan, kebisaan ini memastikan mobil hybrid Toyota sanggup menghemat bensin dalam jumlah yang besar. Saat mulai akselerasi, motor elektrik masih memegang peran untuk menjalankan mobil hingga kecepatan menengah.
Ketika akselerasi penuh atau menghadapi beban berat seperti jalan menanjak, secara otomatis motor bakar dan motor listrik bahu-membahu menyalurkan tenaga seoptimal mungkin sehingga tidak perlu menguras bensin terlalu banyak. Saat berlari konstan seperti di jalan tol, kedua motor penggerak kembali bersinergi menggerakkan roda. Bila tenaga dari motor listrik dirasa berlebih, akan disalurkan untuk mengisi daya baterai.
Menariknya, saat pengereman, motor listrik dialihfungsikan untuk membangkitkan tenaga listrik dari tenaga kinetik rem guna mengisi daya baterai. Bermodalkan manajemen daya pintar ala HSD membuat mobil hybrid Toyota memiliki efisiensi tenaga optimal dan fun to drive.
Sebagai hasil adalah konsumsi bensin yang sangat mengagumkan. Toyota Prius Gen-4 yang pertama hadir di tahun 2015 mencatat konsumsi BBM seirit 37,2 km/liter berdasarkan standar pengujian di Jepang. Bahkan di tipe E bisa mencapai 40,8 km/liter. Pun, kendaraan elektrifikasi diklaim lebih senyap sekitar 50% saat hanya menggunakan tenaga listrik serta emisi gas buang lebih rendah 60%. Alhasil, mobil jenis ini tetap fun to drive, nyaman, irit bensin, dan ramah lingkungan.
Keunggulan Mobil Hybrid Toyota
Sebagai sarana mobilitas masa depan, kendaraan elektrifikasi Toyota punya banyak keunggulan yang membuatnya sangat pas dipakai, termasuk di Indonesia, di antaranya adalah:
- Memiliki teknologi self charging sehingga tidak repot mencari lokasi pengisian ulang baterai
- Aplikasi motor listrik dengan efisiensi tinggi membuatnya lebih efisien dalam penggunaan bensin
- Emisi gas buang lebih rendah sehingga bias membantu mengurangi polusi
- Hybrid Synergy Drive sebagai otak pengendali memiliki program yang sanggup mengoptimalkan daya motor bakar dan motor listrik sesuai kebutuhan berdasarkan injakan pada pedal gas
- Fun to drive berkat adanya dual source power, termasuk mode electric vehicle (EV) yang membuat mobil hanya berlari mengandalkan tenaga listrik.
Secara global, Toyota telah memiliki 45 model mobil hybrid dengan penjualan mencapai 15 juta unit hingga kini. Sebagai gambaran, angka tersebut sama dengan 121 juta ton emisi karbondioksida (CO2) yang berhasil direduksi dimana butuh 125 juta hektar lahan hutan untuk menyerapnya dalam setahun.
Semakin banyak kendaraan elektrifikasi beredar di muka bumi, akan semakin biru dan cerah langit di siang hari.