Skip to main content

Search Modal

Transformasi Mesin Kijang Kian Berperforma dan Efisien

Main Area

Main

Transformasi Mesin Kijang Kian Berperforma dan Efisien

Jakarta – Toyota Kijang telah tumbuh bersama masyarakat Indonesia selama 40 tahun. Rentang waktu empat dekade ini membuktikan komitmen Toyota dalam memenuhi perubahan kebutuhan masyarakat Indonesia, salah satunya melalui transformasi mesin dan teknologi yang digunakan Sang Legenda.
 
Sejarah panjang Kijang dimulai ketika Toyota Motor Corporation (TMC) bekerjasama dengan pemerintah Indonesia memproduksi Basic Utility Vehicle (BUV) untuk menciptakan kendaraan serbaguna berharga terjangkau yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia saat itu. Kendaraan yang prototipenya ditampilkan sebagai Toyota Basic Utility Vehicle (BUV) inilah yang menjadi cikal bakal Sang Legenda.
 
Sejak pertama diperkenalkan dan diproduksi pada 1977 sampai sekarang, Kijang telah menemani perjalanan masyarakat Indonesia melalui transformasi desain, mesin, serta teknologi yang semakin modern, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
 
Untuk membuat Kijang selalu dekat dengan masyarakat, Toyota mengembangkan mesin-mesin yang tangguh dan dapat diandalkan. Keenam seri mesin Toyota yang digunakan Kijang adalah K, L, RZ, TR, KD, dan GD.
 
Kijang generasi pertama mengusung mesin 3K yang terbukti tangguh dan bandel. Dengan kapasitas 1.166 cc, mesin 4 silinder ini mampu menghasilkan tenaga maksimum 68 PS pada putaran 6.000 rpm.
 
Pada tahun 1981, Kijang generasi kedua hadir dengan mesin dari keluarga yang sama namun lebih bertenaga, yaitu 4K berkapasitas 1.290 cc. Mesin dengan teknologi 8 katup Overhead Valve (OHV) tetap menggunakan pasokan bahan bakar karburator. Tenaganya mencapai 60 PS pada 5.600 rpm, dengan torsi maksimum 9,5 Kgm pada 3.600 rpm. Berkat kemampuan menghasilkan tenaga lebih besar, kinerja mesin menjadi lebih ringan serta minim getaran.
 
Di akhir peredaran Kijang generasi kedua (1985), Toyota mengganti mesin 4K dengan tipe 5K berkapasitas 1.486 cc. Volume silinder yang lebih besar otomatis membuat tenaganya meningkat, sehingga menghasilkan power-to-weight ratio lebih baik.
 
Setahun kemudian Toyota menyempurnakan mesin Kijang seiring kebutuhan yang kian meningkat melalui generasi ketiga yang pertama kali diluncurkan pada 1986. Selama satu dekade peredaran Kijang generasi ketiga, Toyota menyematkan dua tipe mesin, yaitu 5K dan 7K.
 
Bersamaan dengan diluncurkannya generasi ketiga Sang Legenda, Toyota meningkatkan kemampuan mesin 5K dengan teknologi ASRE (Advanced Super Response Engine) untuk menyempurnakan sistem pasokan bahan bakar. Penyempurnaan ini membuat output mesin meningkat jadi 63 PS pada 5.600 rpm, dan torsi puncak 11,3 Kgm di 2.800 rpm.
 
Versi major change dari generasi ketiga yang diluncurkan pada 1992 dilengkapi mesin 5K dengan beberapa improvement yang membuat performanya semakin baik. Karburator baru dan exhaust lebih besar membuat tenaga mesin berkapasitas 1.486 cc ini meningkat jadi 72 PS, sementara serta torsi maksimumnya menjadi 12,2 Kgm.
 
Di akhir peredaran generasi ketiga ini, Toyota mengganti mesin 5K dengan 7K yang memiliki kapasitas silinder 1.781 cc. Langkah piston lebih panjang membuat kinerjanya lebih efektif di putaran rendah. Output-nya naik menjadi 80 PS, sedangkan torsi maksimum yang mengalami kenaikan menjadi 14,3 Kgm bisa dicapai pada putaran mesin lebih rendah. Pada generasi ketiga ini, Toyota Indonesia mulai melakukan perluasan pemasaran Kijang ke beberapa negara. Hal tersebut menjadi langkah awal Kijang menjadi produk global.
 
Perjalanan Sang Legenda memasuki babak baru saat PT Toyota-Astra Motor meluncurkan generasi keempat pada 1997. Performa dan daya tahan K-series engine membuat mesin 7K tetap dipertahankan dengan beberapa improvement. Salah satu perubahannya adalah penggunaan sistem pengatur celah katup otomatis (hydraulic lash adjuster) yang membuat perawatan mesin menjadi lebih mudah.
 
Generasi keempat juga menjadi awal kehadiran Kijang diesel di Indonesia. Terpilihlah mesin 2L berkapasitas 2.446 cc yang mampu menghasilkan tenaga 83 PS di 4.200 rpm. Karakternya yang memiliki torsi besar di putaran rendah (16,5 Kgm pada 2.400 rpm) membuat Kijang diesel disukai masyarakat Indonesia. 
 
Di awal 2000, diluncurkanlah versi facelift Kijang generasi keempat dengan mesin bensin fuel injection, yaitu 7K-E. Dengan teknologi electronic fuel injection (EFI) mesin ini mampu menghasilkan performa yang lebih merata dibanding sebelumnya.
 
Untuk memperkuat positioning Kijang, Toyota menawarkan varian teratas Kijang yaitu Grand dan Krista yang mengusung mesin 1RZ-E berkapasitas 1.988 cc. Mesin 4 silinder dengan teknologi katup SOHC ini dapat menghasilkan tenaga maksimum 97 PS pada 4.800 rpm, serta torsi puncak di 15,4 Kgm di 2.800 rpm. Ini sekaligus menjadi langkah awal Kijang berkapasitas mesin 2.000 cc.
 
Salah satu tonggak penting dalam sejarah Kijang terjadi saat Toyota meluncurkan generasi kelima bernama Kijang Innova pada 2004. Sebagai bagian dari proyek global Innovative Multipurpose Vehicle, untuk pertama kalinya Kijang murni mengadopsi konsep MPV (Multipurpose Vehicle) berdesain modern.
 
Varian Kijang Innova yang ditawarkan Toyota saat pertama diluncurkan memiliki dua pilihan mesin, yaitu bensin berkode 1TR-FE dengan kapasitas 1.998 cc dan diesel dengan kode mesin 2KD-FTV berkapasitas 2.494 cc. Setahun kemudian (2005) menyusul versi lebih bertenaga yang menggunakan mesin 2 TR-FE berkapasitas 2.694 cc.
 
Kedua mesin bensin yang digunakan Kijang Innova dilengkapi teknologi DOHC, VVT-i, serta direct ignition. Aplikasi teknologi modern ini membuat mesin 1TR-FE mampu menghasilkan tenaga sebesar 136 PS pada 5.600 rpm dan torsi 18,6 kgm di 3.800 rpm. Sementara 2TR-FE memiliki tenaga 160 PS di 5.200 rpm, dan torsi 24,6 Kgm pada 3.800 rpm.
 
Versi diesel dari Kijang generasi kelima mengusung mesin berkode 2KD-FTV yang dibekali teknologi common-rail dan turbocharged. Tenaga maksimumnya mencapai 102 PS di 3.600 rpm. Sementara torsinya dibedakan untuk versi bertansmisi manual 20,4 Kgm pada 1.400-3.200 rpm, dan 26,5 Kgm pada 1.600-2.400 rpm untuk transmisi otomatis.
 
Tuntutan standar global dan masyarakat Indonesia yang semakin tinggi membuat Kijang generasi keenam membutuhkan mesin yang lebih canggih. Itu sebabnya Toyota membekali All New Kijang Innova dengan mesin 1TR-FE yang telah disempurnakan dengan sistem katup variabel Dual VVT-i untuk memaksimalkan performanya. Pembaruan ini membuat mesin mampu menghasilkan output tenaga dan torsi lebih besar tanpa mengorbankan efisiensi bahan bakar.
 
Untuk versi dieselnya, Toyota berinovasi dengan menghadirkan mesin yang sama sekali baru di All New Kijang Innova. Tipe mesin yang digunakan adalah 2GD-FTV. Sama seperti sebelumnya, mesin ini juga dilengkapi turbocharger dan sistem pasokan bahan bakar common-rail. Namun Toyota menerapkan beberapa hal baru seperti penyempurnaan ruang bakar, unit turbocharger yang bekerja lebih efektif, serta sistem Variable Nozzle dan intercooler yang mendukung kinerja turbo.
 
Dengan kapasitas 2.393 cc, mesin ini mampu menghasilkan output tenaga sebesar 149 PS pada 3.400 rpm. Sementara torsinya mencapai 36,7 Kgm untuk versi otomatis, dan 34,9 Kgm untuk transmisi manual di rentang putaran 1.200-2.800 rpm.

Latest Article
Back to top