Toyota Hilux Rangga memiliki pilihan mesin diesel dengan transmisi otomatis atau matik. Medium Pick Up yang siap pakai untuk produktivitas usaha dan mobilitas pelanggan ini memiliki Pick Up 2.4 Diesel High A/T. Flagship model ini dilengkapi dengan berbagai fitur kenyamanan dan keamanan terbaik di kelasnya.
Opsi mesin diesel yang tangguh dan andal, memegang peran sangat penting dalam operasional usaha. Diesel engine 2.393 cc 4-silinder VNT Intercooler bertenaga 149 PS pada 3.400 rpm dan torsi sangat besar 400 Nm pada 1.600–2.000 rpm pada transmisi otomatis 6-speed.
Unit diesel modern yang canggih menawarkan efisiensi yang tinggi untuk menekan konsumsi BBM. Sementara itu, torsi besar menjanjikan kemampuan membawa barang dalam jumlah besar dan keandalan di jalan turun-naik. Transmisi otomatis 6-speed memberikan penyaluran tenaga yang halus dan andal di jalan.
Pengetahuan Dasar Transmisi Otomatis Hilux Rangga
Beberapa driver mobil komersial belum terbiasa dengan transmisi otomatis atau matik. Sehingga ada kemungkinan masalah di jalan, seperti bingung, kurang nyaman, mempercepat kerusakan komponen, sampai menyebabkan kecelakaan karena salah mengoperasikannya.
Pengetahuan dasar mengemudi mobil tanpa pedal kopling tidak berganti meskipun sekarang teknologi transmisi otomatis makin canggih. Berikut beberapa aturan dasar menggunakan mobil matik yang wajib Anda ketahui sebelum mengemudikan Hilux Rangga matik:
1. Tuas transmisi pada mobil matik memiliki beberapa posisi:
- P (Park): Mode parkir, roda terkunci sehingga mobil tidak dapat bergerak.
- R (Reverse): Mode untuk berkendara mundur.
- N (Neutral): Mode netral untuk berhenti sesaat seperti di lampu merah, mobil dapat digerakkan dengan didorong.
- D (Drive): Mode untuk berkendara maju.
- S (Sport) atau mode gigi rendah (L, 1, 2, dan 3): Untuk performa lebih agresif atau saat, mendahului, menanjak, atau melintasi jalan curam.
2. Biasanya orang yang baru belajar mengendarai mobil matik akan kaget karena mobil langsung bergerak pelan begitu tuas pindah ke D atau R karena mesin dan transmisi langsung terhubung. Hal ini bisa menimbulkan kepanikan.
3. Jangan gunakan kaki kiri untuk menginjak pedal rem karena tidak terbiasa dan akan kesulitan memprediksi besarnya tekanan. Akibatnya, selain membuat mual saat mengerem karena tekanannya kurang halus, juga berbahaya saat darurat karena tidak terbiasa mengukur kekuatan injakan kaki.
4. Tuas di P (Parkir) adalah posisi wajib saat ingin menyalakan mesin. Mobil Toyota tidak bisa dinyalakan jika tidak di P. Aturan ini untuk menghindari risiko mobil melompat ke depan saat mesin dinyalakan.
5. Bersamaan dengan itu, Anda juga wajib menginjak pedal rem saat menyalakan mesin untuk menghindari risiko mobil bergerak. Prosedur ini baku di semua mobil matik Toyota.
6. Anda harus membiasakan diri untuk menginjak pedal rem ketika memindahkan tuas transmisi matik dalam posisi berhenti. Ada kasus mobil matik terjun dari gedung parkir lantaran pengemudinya tidak paham pengetahuan ini.
7. Ketika berhenti dalam waktu cukup lama dan mesin nyala, seperti menunggu lampu merah, posisikan tuas transmisi di N (Netral) dan tarik tuas rem parkir. Perlakuan ini sebagai pengaman supaya mobil tidak jalan sendiri dan mengistirahatkan transmisi karena tidak terhubung dengan mesin.
8. Hindari menempatkan tuas di D (Drive) dan menginjak pedal rem waktu berhenti lama. Pasalnya, rem jadi cepat panas dan ada kemungkinan Anda mengangkat kaki dari pedal rem sehingga mobil bergerak maju.
9. Saat parkir, posisikan tuas di P dan tarik rem parkir. Ketika tuas transmisi di P, parking pawl atau roda gigi parkir akan mengunci output shaft matik sehingga roda tidak bisa berputar. Selain itu, mobil matik sudah dilengkapi fitur keamanan untuk mencegah Anda meninggalkan mobil dalam posisi tidak aman.
10. Waktu parkir paralel, Anda harus menekan tombol Shift Lock untuk melepas pengunci tuas transmisi agar bisa memindahkan tuas ke N. Dengan begitu, mobil dapat didorong seperti ketika memberi ruang bergerak mobil lain di dekatnya.
11. Jangan menekan pedal gas untuk menahan mobil yang berhenti di jalan menanjak. Akan membuat transmisi panas, cukup posisikan gigi di N dan tarik rem parkir. Kebiasaan menahan putaran mesin juga berbahaya kalau terlalu dalam menekan pedal gas.
12. Usahakan untuk tidak mengandalkan posisi D saat menghadapi turunan, apalagi andai kondisinya curam atau panjang. Meski tidak seoptimal transmisi manual, Anda bisa memanfaatkan efek engine brake dengan memindahkan tuas ke gigi 3, 2, atau L sesuai kebutuhan.
13. Posisi gigi lebih rendah bisa dipakai saat membutuhkan power dalam tempo cepat, seperti ketika menyalip atau di jalan menanjak. Atau kalau mau simpel, seketika injak pedal gas hingga dalam untuk memperoleh efek kickdown dimana posisi gigi akan turun untuk mengail tenaga lebih besar lagi.
14. Perlakukan mobil secara halus, seperti sedikit mengangkat pedal gas saat gigi otomatis pindah atau tidak menginjak pedal gas ketika tuas digeser untuk menjaga transmisi otomatis tidak mudah rusak akibat gesekan berlebih.
15. Meskipun sudah hapal, sesekali tengok posisi tuas transmisi supaya tidak salah menempatkannya. Pastikan letaknya tepat, seperti ketika Anda ingin memindahkan ke gigi R yang dapat berbahaya jika ternyata ke D dan sebaliknya. Atau mau ke P namun ternyata baru sampai ke R.
16. Rem menjadi perangkat penting di mobil transmisi otomatis karena banyak diandalkan di berbagai situasi, khususnya di medan jalan menurun panjang. Jaga kondisi rem mobil dengan rutin servis berkala di bengkel resmi Toyota.