Toyota Mirai Gen-1 dipamerkan di event GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di Hall 5B ICE BSD City, Tangerang – Banten, 18–28 Juli 2024. Toyota Mirai adalah kendaraan elektrifikasi (xEV) Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) berbahan bakar hidrogen murni dengan emisi berupa air.
Mirai yang berarti masa depan, merupakan kendaraan fuel cell berbahan bakar gas hidrogen pertama yang diproduksi secara massal dan dijual secara global. Memulai debut di Tokyo Motor Show 2013 sebagai mobil konsep Toyota FCV, Toyota Mirai resmi dijual di Jepang sejak Desember 2014.
Berbeda dengan BEV (Battery Electric Vehicle) yang mengambil tenaga listrik dari luar mobil, Toyota Mirai memproduksi tenaga listrik sendiri dengan menggunakan gas hidrogen. FCEV juga tidak memiliki mesin bensin untuk menghasilkan tenaga listrik layaknya HEV (Hybrid Electric Vehicle).
Melalui serangkaian reaksi kimia, sistem pada Toyota Mirai memanfaatkan hidrogen (H2) bersama oksigen (O2) dari udara bebas menjadi tenaga untuk memutar roda melalui motor listrik dan mengisi baterai. Satu-satunya gas buang adalah uap air (H2O) sebagai hasil reaksi kimia antara hidrogen dan oksigen.
Sistem yang diberi nama Toyota Fuel Cell System (TFCS), memakai teknologi sel bahan bakar (fuel cell) bersama Fuel Cell (FC) Stack, FC Boost Converter dan tangki hidrogen bertekanan tinggi. TFCS lebih hemat energi dibandingkan mesin pembakaran internal dan tidak mengeluarkan CO2 atau polusi udara lainnya.
Generasi pertama Toyota Mirai memiliki tenaga 154 PS dan torsi 335 Nm. FCEV ini memiliki daya jelajah antara 650–700 km tergantung kondisi pemakaian, di mana sedan dengan wajah futuristis ini punya top speed hingga 175 km/jam.
Toyota Mirai menggunakan tenaga listrik dari baterai untuk mulai melaju dengan mulus dan senyap. Ketika berkendara normal, fuel cell akan mengambil alih distribusi tenaga ke motor listrik. Fuel cell akan mengisi baterai ketika berada di level yang membutuhkan.
Baterai dan fuel cell akan bekerjasama ketika membutuhkan akselerasi kuat. Dengan energy regenerative system, energi kinetik dari pengurangan kecepatan dan pengereman, dikonversi menjadi energi listrik yang disimpan di baterai. Prinsip kerjanya mengingatkan pada Hybrid EV Toyota.
Hidrogen dapat dihasilkan dengan menggunakan berbagai sumber daya alam yang juga dapat dibuat dari air dengan menggunakan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin. Ketika dikompresi, H2 memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi dibandingkan baterai, serta relatif mudah disimpan dan diangkut.
FCEV mampu menghasilkan listrik sendiri dari hidrogen, yang berarti dapat membantu mewujudkan masyarakat berbasis hidrogen di masa depan, dan oleh karena itu diharapkan dapat berkontribusi lebih jauh dalam mempercepat diversifikasi energi.
Toyota Mirai Gen-2
Hadir di ajang Tokyo Motor Show (TMS) 2019, Toyota Mirai Gen-2 mengadopsi platform TNGA-L untuk sedan premium dengan penggerak roda belakang. Ia mengombinasikan desain atraktif dan agresif, keandalan di jalan dengan pengalaman berkendara mengesankan, performa menghibur, dan penambahan daya tempuh.
Tampilan sedan ini begitu menggoda dan mengundang perhatian. Desain ala Keen Look yang sarat guratan tajam dan agresif semakin terlihat dominan dengan penggunaan pelek alloy 20 inci. Kesan sporty kental terasa dan menyiratkan performance yang sporty.
Mirai memiliki dimensi lebih besar ketimbang pendahulunya, yaitu panjang 4.975 mm (+85 mm), lebar 1.885 mm (+70 mm), tinggi 1.470 mm (-65 mm), dan wheelbase 2.920 mm (+140 mm). Kombinasi dimensi ini memastikan 5 penumpang merasa nyaman, tapi mobil tidak kehilangan aroma sporty dan dinamis.
Toyota mengklaim ada ubahan dalam sistem pengolahan gas hidrogen dan tangki penyimpan yang membuat Mirai memiliki jarak tempuh lebih jauh hingga 30% dari generasi awal. Baterai Lithium-ion memiliki kemampuan menyimpan listrik yang lebih optimal dan bermanfaat ketika dibutuhkan akselerasi lebih kuat.
Dengan tenaga mencapai 182 PS, jarak tempuhnya meningkat menjadi sekitar 850 km. Mirai juga direvisi agar memiliki aliran tenaga yang lebih halus dan tidak seketika ala mobil listrik, namun tetap responsif ketika dibutuhkan.
Seperti kendaraan elektrifikasi Toyota lainnya, mulai dari generasi pertama Mirai sudah mampu menjadi sumber tenaga listrik untuk rumah jika dalam kondisi darurat seperti ada gempa bumi. Kemampuan ini juga membuatnya dapat dipakai sebagai sumber listrik saat kegiatan outdoor.
Mirai dengan jelas menunjukkan aspek beyond emissions dengan menyoroti keunggulan mobilitas listrik tanpa emisi sambil memberikan keamanan, kenyamanan, jangkauan yang lebih luas, dan kemudahan pengisian ulang dengan durasi yang semakin cepat.
Hidrogen sebagai sumber daya energi yang kredibel dan melimpah, merupakan peluang kuat untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik di masa depan. Tidak hanya memberikan mobilitas nol-emisi untuk transportasi jalan, tetapi juga untuk kereta api, kapal dan pesawat terbang, termasuk menghasilkan energi untuk industri, perusahaan, dan rumah tangga.
Daftar Keunggulan FCEV Toyota Mirai Gen-2
- Zero emission di mana sisa penggunaan gas hidrogen hanya berupa uap air murni (H2O).
- Dengan kapasitas tangki hidrogen penuh, Toyota Mirai memiliki daya tempuh hingga 850 km. Lebih jauh ketimbang BEV yang ada di pasaran saat ini.
- Durasi pengisian tangki hidrogen hingga penuh hanya dalam waktu 3 menit dengan menggunakan 700 Bar HRS (Hydrogen Refueling Station).
- FCEV menggunakan sumber energi terbarukan yang tersedia luas di alam yang dapat diolah menjadi gas hidrogen.
Dengan segala keunggulannya, kendaraan elektrifikasi jenis FCEV diyakini cocok sebagai mobility solution masa depan di Indonesia. Berlimpahnya sumber daya alam untuk memproduksi gas hidrogen, memberikan peluang untuk mengurangi pemakaian BBM fosil yang semakin mahal dan langka.