Di tengah masyarakat yang semakin peduli isu lingkungan, PT Toyota-Astra Motor (TAM) menyadari bahwa kendaraan bermotor merupakan salah satu penyumbang polusi udara yang besar. Namun, kebutuhan mobilitas pelanggan harus dipenuhi di tengah upaya mengurangi dampak gas buang kendaraan.
Battery Electric Vehicle (BEV) membutuhkan fasilitas charging spot yang saat ini belum merata sehingga menyulitkan untuk mobilitas yang lebih dinamis, khususnya hingga pelosok daerah.
Sementara pemasangan charging spot di rumah pelanggan membutuhkan setidaknya daya listrik sebesar 7.700 Watt dengan durasi pengisian sekitar 8-10 jam tergantung kapasitas baterai. Obstacle tersebut mengurangi daya pikat BEV karena membutuhkan biaya untuk membangun infrastruktur tambahan.
Melihat tantangan tersebut, Toyota menerjemahkannya dalam Multi Pathway Strategy untuk menyasar segenap kalangan masyarakat yang ingin berpartisipasi menjaga lingkungan. Selain BEV, PT TAM memasarkan Hybrid Electric Vehicle (HEV) dan Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV).
Untuk saat ini, teknologi elektrifikasi HEV merupakan solusi mobilitas yang paling sesuai di Indonesia. Berikut sedikit track record HEV Toyota global dan Indonesia sekaligus alasan yang membuat PT TAM memutuskan strategi tersebut.
Tahukah Anda, Kapan Toyota Mulai Mengembangkan Hybrid EV?
Hadirkan ever-better cars yang sanggup menjadi trend setter otomotif, Toyota sudah memikirkan kebutuhan kendaraan ramah lingkungan jauh sebelum hingar-bingar mobil listrik mengemuka di Indonesia. Tahukah Anda, bahwa sejak tahun 1965 Toyota sudah berusaha mengembangkan teknologi hybrid?
Bukan mesin pembakaran dalam seperti yang berkembang saat ini, tapi mengadopsi turbin gas untuk menggerakkan generator. Setelah melalui serangkaian uji coba, akhirnya Toyota Sports 800 Gas Turbine-Hybrid dipamerkan di ajang Tokyo Motor Show 1977.
Mobil sport 2 pintu ini menghasilkan tenaga sekitar 30 PS yang menggerakkan roda belakang mengandalkan transmisi manual 2-speed. Pengembangan dapur pacu turbin gas yang bersinergi dengan baterai sebagai penggerak ini berlanjut hingga tahun 1983.
Prototipe Mobil Konsep Toyota Prius
Di mulai tahun 1993, Toyota meluncurkan G21 Project sebagai sarana untuk mempromosikan pengembangan teknologi dan upaya mencari terobosan dalam hal efisiensi bahan bakar menyongsong abad ke-21. Hasilnya adalah prototipe yang selesai di musim gugur 1995 dan dipamerkan di Tokyo Motor Show 1995.
Sistemnya menampilkan motor listrik tunggal, mesin injeksi langsung, dan transmisi CVT. Belum ada baterai, ia dilengkapi kapasitor sebagai media penyimpan daya listrik, dengan target efisiensi bahan bakar 30 km/liter. Sistem yang mengatur disebut Toyota Energy Management System (TEMS).
Toyota Prius Gen-1 Hadir Tahun 1997
Toyota Prius generasi pertama diluncurkan di bulan Oktober 1997 sebagai kendaraan penumpang hybrid produksi massal pertama di dunia. Prius memiliki efisiensi bahan bakar seirit 28 km/liter dalam siklus uji 10-15 Jepang. Prius berhasil mencapai target yang ditetapkan terkait konsumsi bensin irit dan emisi rendah.
Sebagai pelopor HEV, mesin bensin 1.5 liter VVT-i Atkinson-cycle bertenaga 58 PS pada 4.000 rpm dan motor listrik, diatur sistem berlabel Toyota Hybrid System (THS). THS secara optimal menyeimbangkan kekuatan mesin bensin dan motor listrik agar sesuai kondisi berkendara.
Prius secara signifikan mengurangi kehilangan energi melalui mekanisme mematikan mesin saat idle dan sistem pengereman regeneratif untuk mengubah energi kinetik menjadi energi listrik ketika deselerasi. Bermodalkan kinerja berkendara sebanding mobil bensin yang setara, Prius menggandakan efisiensi BBM dan mengurangi emisi karbon hingga setengah.
Prinsip Kerja Hybrid Electric Vehicle Toyota
HEV Toyota menganut prinsip kerja Series-Parallel Hybrid System. Ada beberapa komponen utama, yaitu motor bakar, motor listrik, generator listrik, Power Control Unit (PCU), dan Power Split Device (PSD) yang menggunakan girboks khusus dalam tugasnya membagi distribusi tenaga dari motor bakar, motor listrik, dan generator listrik.
Toyota Hybrid System (THS) menggunakan teknologi penghematan konsumsi bensin yang secara halus dan tanpa jeda berpindah antara penggerak mesin bensin dan motor listrik, serta menggabungkan kinerja keduanya saat dibutuhkan. THS meningkatkan sinergi keduanya untuk mendapatkan efisiensi tanpa kehilangan performa terbaik.
Mesin bensin tidak beroperasi ketika mobil berhenti seperti di lampu merah sehingga senyap dan tanpa polusi udara, kecuali baterai butuh isi ulang daya. Ketika stop and go, THS memberikan motor listrik perintah untuk bekerja lebih banyak agar menghemat bensin dan menekan emisi. HEV sangat efektif untuk mobilitas perkotaan yang eco friendly.
Saat mobil butuh akselerasi lebih kuat atau kapasitas baterai berada di level pengisian, mesin bensin akan bekerja. Kolaborasi mesin bensin dan motor listrik menyalurkan tenaga sehemat mungkin dan tetap optimal ketika membutuhkan tenaga penuh, seperti ketika menyalip kendaraan lain atau menghadapi jalan menanjak.
Hybrid EV Sebagai Kendaraan Ramah Lingkungan Toyota di Indonesia
Track record kendaraan elektrifikasi (xEV) Toyota di Indonesia dimulai waktu PT Toyota-Astra Motor (TAM) menjadi brand pertama yang memiliki mobil elektrifikasi di Indonesia mulai memasarkan Toyota Prius Gen-2 tahun 2009. Seperti disebutkan sebelumnya, pemilihan xEV jenis HEV terkait dukungan infrastruktur mobil listrik murni yang belum memadai di sini.
Selain itu, masyarakat membutuhkan waktu untuk beralih dari mobil dengan mesin konvensional menuju mobil listrik murni. Hal ini juga terkait demografi masyarakat yang tersebar luas di berbagai wilayah dengan pemahaman dan kebutuhan mengenai kendaraan ramah lingkungan yang berbeda.
Toyota melihat bahwa HEV merupakan teknologi elektrifikasi yang paling pas saat ini dan diyakini dapat diterima masyarakat. Pelanggan maupun stake holders Toyota tidak perlu menyiapkan apapun selain kendaraan itu sendiri. Pengguna mobil juga tidak perlu mengubah kebiasaannya karena tinggal duduk di balik kemudi dan sistem pada HEV yang akan mengelola secara otomatis.
Keberanian Toyota Indonesia untuk memasarkan Hybrid EV juga melalui pertimbangan penting. Sejalan filosofi Road Train People and People Build Car, pengalaman dalam mengembangkan HEV sejak tahun 1997, membuat Toyota global memperoleh banyak input untuk menghadirkan ever-better hybrid electric vehicle.
Segala aspek yang menjadi potensi kelemahan HEV seperti baterai dan motor listrik, sistem komputer yang menunjang kinerjanya, dipelajari dan dicarikan solusi supaya semakin andal. Denagn semangat continupus improvement, THS sebagai pengendali utama, dilatih dan dikembangkan supaya dapat memberikan sinergi yang paling efisien antara mesin bensin dan motor listrik.
Hal serupa juga diterapkan di Indonesia sejak tahun 2009, di mana HEV Toyota belajar banyak dari kondisi jalan serta karakter dan kebiasaan berkendara masyarakat, termasuk cuaca wilayah tropis yang dapat menurunkan daya tahan komponen hybrid.
Alasan Toyota Mengembangkan HEV di Indonesia
Ada 2 tujuan jangka panjang yang ingin dieksekusi oleh PT TAM, yakni Toyota Enviromental Challenge 2050 dan Carbon Neutrality Program 2060 Pemerintah Indonesia. Toyota memiliki Multi Pathway Strategy yang terdiri atas beberapa jenis teknologi elektrifikasi supaya pelanggan dapat memilih salah satu yang paling sesuai kebutuhan dan lifestyle-nya.
Mobil hybrid merupakan pilihan paling tepat saat ini karena tidak perlu mengubah kebiasaan pelanggan saat berkendara. Selain itu, tidak ada infrastruktu pendukung tambahan apapun karena mobil langsung siap bermobilitas. Peralihan driving habit yang smooth ini, diyakini mampu membuat pelanggan tertarik untuk memiliki HEV Toyota.
Popularitas HEV Toyota semakin meningkat seiring kian tingginya kepedulian masyarakat atas kondisi lingkungan sehingga mulai memikirkan cara paling memungkinkan untuk menjaganya. Terbukti pula ternyata HEV Toyota dapat diandalkan di jalan dan sanggup memberikan value terpenting yakni hemat bensin 40-50% dari mesin bensin dan emisi karbon sangat rendah.
Berkendara menggunakan HEV Toyota mulai menjadi bagian dari gaya hidup menuju netralitas karbon. Mesin hybrid yang efisien, menekan konsumsi bensin sehemat mungkin, bahkan ke angka yang tidak terbayangkan. Hal penting lainnya, operasional mesin bensin yang sangat rendah membuat emisi karbon turun signifikan.
Kekhawatiran akan performanya di jalan juga berhasil dijawab dengan baik, contohnya pada Kijang Innova Zenix HEV. Medium MPV ini dibangun di atas platform TNGA yang menargetkan kualitas berkendara maksimal dan dilengkapi salah satu hybrid engine tercanggih di Indonesia saat ini.
Pengalaman selama 15 tahun memasarkan HEV, memberikan kesempatan kepada PT TAM untuk mempelajari plus minus teknologi ini saat diterapkan di Indonesia. Sehingga, mampu memasang baterai hybrid kompak dengan kapasitas memadai, durasi pengisian cepat, dan biaya ganti baterai jauh lebih terjangkau. Keandalan baterai HEV Toyota dilindungi oleh garansi hingga 8 tahun.
Kepraktisan dan fungsionalitas HEV Toyota yang tinggi juga menambah value-nya di mata customer. Nilai jual kembali menjadi salah satu parameter utama membeli mobil baru. Dengan semakin terbuktinya keandalan HEV Toyota, membuat resale value-nya lebih baik kalau dibandingkan dengan model gasoline.
Gaungkan IT’S TIME FOR EVERYONE, Hybrid EV Toyota memberikan kesempatan untuk berkontribusi menjaga lingkungan dengan cara yang paling memungkinkan. Semakin lengkapnya line up HEV Toyota, membuat semua kalangan masyarakat dapat berperan aktif menekan emisi karbon sesuai kemampuannya.
Daftar HEV Toyota di Indonesia
Ada 3 Hybrid EV Toyota di Indonesia yang menggunakan hybrid engine berkode A25A-FXS 2.494 cc 4-silinder. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga maksimal 178 PS pada 5.700 rpm dan torsi 22,5 kgm pada 3.500–5.200 rpm. Ketiganya adalah Camry HEV, Alphard HEV dan yang terbaru adalah Vellfire HEV.
Selanjutnya, 3 Hybrid EV Toyota memanfaatkan hybrid engine 2ZR-FXE 1.798 cc 4-silinder Dual VVT-i yang menghasilkan daya 95 PS pada 5.200 rpm dan torsi 14,47 kgm pada 4.000 rpm. Motor listriknya mampu menghasilkan daya 72 PS dan torsi 16,62 kgm. Ketiganya adalah Corolla Altis HEV, Corolla Cross HEV, dan Corolla Cross GR Sport HEV.
Kijang Innova Zenix HEV mengaplikasikan teknologi terkini pada TNGA engine 2.0L M20A-FXS 1.987 cc 4 silinder Dual VVT-I bertenaga 152 PS pada 6.000 rpm dan torsi 19,1 Kgm pada 4.400-5.200 rpm. Diperkuat motor listrik berdaya 113 PS dan torsi 21 Kgm untuk menghasilkan tenaga gabungan 186 PS.
Hybrid EV Toyota paling kompak di Indonesia Yaris Cross HEV, dilengkapi hybrid engine 2NR-VEX 1.500 cc 4 silinder bertenaga 67 kW pada engine dan 59 kW pada motor listrik dengan torsi 121 Nm pada engine dan 141 Nm pada motor listrik yang memadai untuk lalu lintas perkotaan.
Bersama Kijang Innova Zenix HEV, Yaris Cross HEV merupakan produk xEV kebanggaan Indonesia karena diproduksi secara lokal, bahkan dengan kandungan komponen lokal hingga 80% untuk Yaris Cross HEV.