Skip to main content

Search Modal

40 Tahun Yayasan Toyota & Astra Konsistensi Meningkatkan Kualitas SDM Lolak Berdaya Saing Global

Main Area

Main

40 Tahun Yayasan Toyota & Astra Konsistensi Meningkatkan Kualitas SDM Lolak Berdaya Saing Global

Mengakhiri rangkaian kegiatan peringatan 40 tahun kehadirannya sebagai yayasan pendidikan, hari ini, Kamis (7/5) Yayasan Toyota & Astra (YTA) kembali menyelenggarakan kuliah umum yang diikuti oleh mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Makassar.



“Semua ini merupakan bagian wujud kerjasama Yayasan Toyota & Astra dengan berbagai perguruan tinggi dan sekolah kejuruan teknik di Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan pendidikan jurusan teknik sebagai upaya meningkatkan daya saing nasional,” kata Rahmat Samulo, Direktur Marketing PT Toyota-Astra Motor (TAM), yang menjadi salah satu keynote speaker pada kuliah umum di Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Makassar, hari ini.



Dalam rangka peringatan 40 tahun dengan mengusung tema ‘Menuju Insinyur Berkelas Dunia’, YTA meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak, khususnya dalam upaya peningkatan kualitas lulusan pendidikan teknik di Indonesia.



Kerjasama ini antara lain melibatkan 8 perguruan tinggi di berbagai kampus besar dan 22 SMK Teknik yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. “Membangun industri yang kuat dan tangguh suatu keharusan bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan pembangunan ke depan. Dan, peningkatan kualitas SDM terutama di bidang teknik adalah kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan itu,” kata Rahmat Samulo.



Terkait dengah pilihan Universitas Hasanuddin sebagai mitra kerjasama, Rahmat mengatakan, tentunya tidak terlepas dari posisi strategis perguruan tinggi ini. Sebagai perguruan negeri terpandang, tuturnya, Universitas Hasanuddin adalah kawah candradimuka SDM unggulan, khususnya di wilayah Timur Indonesia. Dengan kerjasama ini, Toyota Indonesia berharap bisa berkontribusi mendukung Universitas Hasanuddin dalam menciptakan SDM berkualitas, khususnya di bidang teknik.



Disamping itu, lanjutnya, masyarakat Sulawesi Selatan yang dikenal mempunyai semangat wiraswata yang kuat adalah potensi yang besar untuk menjadi kunci peningkatan daya saing dunia usaha Indonesia dalam menghadapi persaingan global, termasuk Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).



Pilihan tema kuliah umum yang disampaikan Rahmat Samulo adalah “How Engineering Meets The Customer Needs”. Melalui kuliah umum ini, Toyota berharap bisa berbagi pengalaman dengan civitas acamedica Universitas Hasanuddin, terutama para mahasiswa teknik, bagaimana para engineer Toyota mengembangkan idenya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen sehingga bisa berhasil menjadi produsen otomotif terbesar di dunia, termasuk di Indonesia.



Menurut Rahmat, perjalanan panjang memberikan pengalaman  bagi YTA bahwa tantangan yang lahir dari dinamika masyarakat terus berkembang. YTA terus berupaya menyesuaikan programnya mengikuti berbagai tantangan tersebut.



Pada awalnya, YTA lebih banyak melibatkan diri dalam memberikan donasi dalam bentuk beasiswa tunai bagi mereka yang kurang mampu dalam ekonomi. Kemudian, seiring dengan berbagai kemajuan yang dicapai Indonesia, tantangan pembangunan juga makin berkembang seperti makin besarnya tuntutan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) agar siap bersaing dalam arus global sekarang ini. 



“Ini sangat dirasakan di industri otomotif yang menjadi salah satu sektor yang masuk dalam skema prioritas dalam implementasi pasar bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai akhir tahun ini,” katanya.



Dalam kaitan itu, sejak beberapa tahun terakhir YTA juga telah melakukan kerjasama dengan sejumlah lembaga pendidikan, baik untuk tingkat perguruan tinggi maupun sekolah menengah kejuruan (SMK) Teknik.



Dalam implementasinya, YTA yang tercatat sebagai yayasan tertua dan terbesar di lingkungan industri otomotif nasional ini, memberi dukungan dalam bentuk bantuan peralatan pratik siswa dan mahasiswa berupa mesin utuh atau berbentuk mobil Toyota.



Dengan bantuan mesin atau mobil ini, para siswa maupun mahasiswa diharapkan akan lebih mengerti seluk-beluk kemajuan teknologi otomotif untuk meningkatkan kompetensi mereka sehingga mempunyai daya saing yang lebih saat terjun ke dunia industri.



Bertepatan dengan perayaan 40 tahun kehadirannya, dalam 2 tahun terakhir YTA telah menyerahkan tidak kurang dari 40 mesin mobil untuk melengkapi kebutuhan praktik 40 SMK yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.



Selain itu, YTA juga menyerahkan mobil Toyota untuk 8 SMK dan 10 Perguruan Tinggi. Selain pemberian beasiswa, YTA juga menyerahkan bantuan berupa mesin dan kendaraan Toyota.



Di samping itu, sejak tahun lalu YTA juga menyelenggarakan seminar dan kuliah umum dalam rangka memberikan motivational education demi pengembangan soft skill para mahasiswa di berbagai perguruan tinggi seperti, Institut Teknik Surabaya, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Universitas Diponegoro Semarang, Universitas Sumatera Utara Medan, Politeknik Negeri Samarinda, Universitas Indonesia, dan Universitas Hassanuddin Makassar.



Berbagai kegiatan selama ini menunjukkan bahwa Toyota dan Astra sebagai founder YTA tidak hanya fokus pada pengembangan aktivitas bisnis, tetapi juga turut tumbuh bersama dengan masyarakat Indonesia.



Di masa depan, YTA diharapkan tetap dapat melanjutkan aktivitas yang telah berjalan selama ini sebagai bagian dari komitmen untuk berkontribusi dalam meningkatkan kecerdasan bangsa.



Hingga saat ini, YTA telah memberikan beasiswa dan bantuan penelitian di bidang pendidikan kepada 92.713 siswa/mahasiswa/tenaga pengajar/peneliti dari tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.



Selama lebih dari 40 tahun eksistensinya, YTA telah menyalurkan bantuan lebih dari Rp 64 miliar dalam bentuk beasiswa, bantuan penelitian, dan donasi sarana pendidikan berupa alat peraga dan praktikum, mesin kendaraan, maupun buku pendidikan.

 

 

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi:

PT. Toyota-Astra Motor

Telp: (021) 651-5551 ext. 2266

Fax: (021) 651-5231

Latest Article
Back to top